Selasa, 31 Agustus 2021

PENILAIAN PRODUK TUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA

 

PENILAIAN PRODUK TUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA



Oleh Supriyono, S.Pd

Guru IPA SMP Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan


Kurikulum 2013 menuntut pendidik untuk melakukan penilaian sikap spiritual (KD 1), sikap sosial (KD 2), pengetahuan KD 3, dan keterampilan (KD 4) pada peserta didik.
Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui perilaku spiritual dan sosial peserta didik yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian pengetahuan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Penilaian keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan pendidik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan yang diperolehnya saat mengerjakan tugas sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi (IPK). Ranah berpikir dan bertindak termasuk dalam penilaian keterampilan. Keterampilan ranah berpikir meliputi antara lain keterampilan membaca, menulis, menghitung, dan mengarang. Keterampilan dalam ranah bertindak meliputi antara lain menggunakan, mengurai, merangkai, modifikasi, membuat dan mencipta sesuatu yang baru. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio.

Penilaian praktik merupakan penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dengan demi­kian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas proses menger­jakan atau melakukan suatu tugas.

Penilaian produk merupakan penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi pro­ses maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan seorang pendidik dengan menitik beratkan pada kualitas suatu produk yang dibuat/dihasilkan. Tujuan penilaian produk antara lain adalah untuk membuat produk tertentu sehubungan dengan pencapaian tujuan pem­belajaran di kelas dan IPK peserta didik, menilai kemampuan peserta didik untuk mengeksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam merancang, mendesain, menginovasi, mengkreasi suatu teknik atau produk, dan menilai penguasaan keterampilan sebagai syarat untuk mempelajari keterampilan berikutnya. Guru IPA dapat melakukan penilaian produk khususnya meteri pokok bioteknologi yaitu membuat tempe, tapai, dan peuyeum. Pada materi pokok sistem perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan khususnya materi perkembang biakan vegetatif buatan pada tumbuan yaitu membuat tabulapot (tanaman buah dalam pot) hasil mencangkok, merunduk, stek, dan menyambung (baik sisip pucuk, sisip samping maupun sisip akar).

Agar produk yang dihasilkan peserta didik benar-benar hasil buatannya/jujur maka guru IPA sebaiknya memberikan tugas tambahan yaitu dengan memanfaatkan HP yang dimiliki peserta didik untuk membuat video/merekam urutan proses pembuatan produk.  Penilaian produk yang dilakukan oleh guru, sudah seharusnya mendapatkan dukungan dari orang tua/wali peserta didik, karena penilaian produk prosesnya dapat dilakukan di rumah masing-masing peserta didik.

Dengan demikian penilaian produk bisa menjadi alternatif teknik penilaian ketrampilan yang menyenangkan bagi guru, peserta didik, orang tua/wali peserta didik. Guru dan peserta didik juga lebih memiliki kesempatan luas untuk menciptakan kecakapan hidup (life skill) karena penilaian produk prosesnya dapat dilakukan di rumah setelah jam pembelajaran/sepulang sekolah. Peserta didik akan terangsang lebih aktif dalam menguasai materi dari guru dan berusaha mencipta sesuatu yang bermanfaat sehingga kelak dapat dikembangkan untuk diperjualbelikan. Pola ini perlu ditindaklajuti oleh guru pelajaran lain agar melakukan penilaian ketrampilan dengan teknik penilaian produk sehingga peserta didik  mencipta/membuat produk yang bermanfaat di berbagai bidang/pelajaran sehingga tumbuh jiwa wirausaha.

 

Edugea Bintang Priyono



 

Nuky Prasetyo Andy Wuryani



 

 

PhET  Tingkatkan  Pemahaman Konsep Listrik Dinamis dan Berfikir  Kreatif



Oleh Supriyono, S.Pd.

Guru IPA SMP Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan

 

Semenjak ada mata pelajaran TIK dan UNBK SMP Negeri 1 Wirosari melakukan pemenuhan sarana dan prasarana berkaitan dengan TIK dan UNBK yaitu pengadaan 3 Laboratorium Komputer terhubung dengan jaringan internet. Laboratorium komputer hampir selalu diidentikan banyak orang dan guru dengan mata pelajaran TIK dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Semenjak TIK bukan mata  pelajaran wajib dan UNBK ditiadakan, praktis Laboratorium Komputer jarang digunakan. Seringnya Pemanfaatan ruang laboratorium IPA untuk ruang kelas, di saat ada renovasi ruang kelas mengakibatkan peralatan IPA banyak yang rusak. Lamanya usia penggunaan alat dan bahan praktikum IPA di laboratorium IPA berdampak pada rusak ringan, sedang, berat dan aus, sehingga jumlah alat yang dapat digunakan semakin sedikit. Pemahaman konsep IPA dan kreativitas peserta didik akan lebih mudah terbentuk dengan pembelajaran praktikum di laboratorium. Listrik Dinamis merupakan sub pokok bahasan Fisika mata pelajaran  IPA kelas 9 SMP Kurikulum 2013 yang  termasuk dalam kategori sulit menurut peserta didik kelas 9 SMP Negeri 1 Wirosari untuk dipahami konsepnya.

Kurangnya fasilitas laboratorium IPA dan melimpahnya fasilitas Komputer di sekolah dapat dikolaborasikan dengan cara memanfaatkan laboratorium komputer untuk pembelajaran IPA. PhET (Physics Education Technology) merupakan simulasi interaktif fenomena-fenomena fisis, berbasis riset yang diberikan secara gratis yang dapat digunakan sebagai Laboratorium virtual. Virtual Labs PhET memungkinkan para peserta didik untuk menghubungkan fenomena kehidupan nyata dan ilmu yang mendasarinya, yang akan akhirnya memperdalam pemahaman dan meningkatkan minat mereka terhadap ilmu fisika serta meningkatkan kreativitas. Menurut Harriman (2017:120) , berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berpikir kreatif merupakan serangkaian proses, termasuk memahami masalah, membuat tebakan dan hipotesis tentang masalah, mencari jawaban, mengusulkan bukti, dan akhirnya melaporkan hasilnya. Dalam rangka mengikuti perkembangan jaman revolusi industri 4.0 sebaiknya guru dan peserta didik lebih sering memanfaatkan Laboratorium komputer yang sudah dimiliki oleh satuan pendidikan untuk virtual labs yang memiliki resiko kecelakaan lebih kecil tetapi dapat memudahkan peserta didik untuk memahami konsep dan berfikir kreatif.

Hasil evaluasi peserta didik menggunakan pembelajaran laboratorium virtual menunjukkan ketuntasan klasikal, sehingga dapat diartikan bahwa penggunaan virtual Labs PhET memudahkan peserta didik memahami konsep listrik dinamis. Pada soal uraian terbuka masing-masing peserta didik memiliki variasi jawaban yang beragam, hal ini menunjukan bahwa virtual Labs PhET menciptakan pola pikir kreatif dengan menciptakan gagasan baru. Berdasarkan respons peserta didik, serta hasil evaluasi peserta didik SMPN 1 wirosari dapat disimpulkan, bahwa  laboratorium virtual  termasuk virtual labs PhET layak digunakan sebagai media  pembelajaran berbasis komputer dalam materi Listrik dinamis.

Dengan demikian virtual labs PhET dapat meningkatkan pemahaman konsep Listrik Dinamis dan kemampuan peserta didik berfikir kreatif, terbukti dengan aktifitas peserta didik baik dalam proses pembelajaran, pengerjaan soal, maupun  praktik mensimulasikan listrik dinamis menggunakan PhET. Banyaknya variasi jawaban peserta didik dalam mempelajari konsep Listrik Dinamis menggunakan PhET menandakan peserta didik telah berfikir kreatif karena mampu menciptakan karya/pemikiran sendiri yang berbeda dengan temannya. Kemampuan peserta untuk memahami konsep listrik dinamis dan berfikir kreatif menggunakan PhET virtual labs dapat  ditindaklajuti dilakukan oleh guru pelajaran lain yang membutuhkan laboratorium virtual untuk simulasi.

apogea putra priyono


 

motor minthi


 

MINTHI


 

LOGO SMP N 1 WIROSARI